Melgrani
"Hi Dar, how are you?" ucap Dani dari arah kelopak mata Andara, yang kemudian membuyarkan seluruh lamunan Andara siang hari itu.
"Hi, Dan! As you see now, what do you think? So happy, isn't?"
"Well, let me guess once again. Kayaknya lebih ke arah, trying to be happy deh" balas Dani sambil tersenyum puas, seperti berhasil memenangkan hadiah lotre lima triliun.
"Thanks though!" balas Andara sambil membuang muka dari tatapan Dani yang kalau membiarkan mata terus memandangnya, bisa rontok iman dan imun Andara. Well, Dani is so hot today, hotter than Paris.
"In case kamu mau cerita, aku selalu siap kok menampung cerita kamu..." Ucap Dani melanjutkan percakapan.
"Hmmm...." balas Andara dengan getir.
Mana mungkin Andara menceritakan masalah hatinya kepada seseorang yang menjadi sumber masalah hatinya sendiri. Itu sangat mustahil sekali. Bercerita kepada Dani, sama halnya dengan membunuh diri sendiri dengan pistol. Dani adalah sahabat, seorang playboy cap cobek, semua wanita Indonesia di Kota Paris mungkin pernah ditidurinya.
Kabar buruknya adalah, mengapa Andara bisa jatuh cinta kepada pria yang sudah meniduri banyak wanita Indonesia di Kota Paris itu. Dari banyaknya kota di negara Prancis, semakin puluh negara di Uni Eropa, tidak bisakah dia mencari pria lain? Bukankah Tuhan sudah menciptakan banyak sekali kaum Adam yanag bisa dia pacari? Andara cantik, bahkan bisa menjadi model tersohor di Kota Paris meskipun membawa darah Lombok-Indonesia.
"Dar, are you okay?" sambat Dani
"Hei..." balas Andara dengan spontan.
"Kamu kenapa melamun gini sih? Kamu habis putus?"
Putus apanya Dan. Yang ada, Andara sedang putus harapan karena tidak bisa memiliki pria yang sudah dicintainya sejak bangku sekolah menengah atas.
"Kamu putus? Siapa sih cowok bodoh yang bisa menyia-nyiakan cewek cantik dan sebaik kamu ini?" tambah Dani dengan tersenyum. Nada suaranya tampak seperti bercanda, namun maknanya terekam sebagai suara hati yang paling dalam.
"Kamu, Dan... Kamu!" bentak Andara kepada Dani.
Andara berdiri, langsung mengambil posisi aba-aba lari. Ah bukan lari, tapi melepaskan diri. Andara tak bisa berlama-lama di dekat Dani. Dia bisa-bisa hangus karena termakan oleh kebakaran egonya sendiri.
*