Le Dernier Paragraphe :'(
Crack of Down - Pagi
…
Selamat datang pagi
Saat awan terang menghampiri
Saat merpati membisiki hati
Perjuangan segera dimulai
Panaskan bait dalam sanubari
Hangatkan kata dalam bumbu emosi
Mari kita mulai seduh secangkir puisi
Pagi ini ku mulai dengan menciptakan sebuah perahu sebagai karya
Terbuat dari kayu-kayu jati berlumut kata
Tetes-tetesan huruf yunani menyempurnakan setiap jengkalnya
Perahu itu adalah simbol dari cakrawala puisi yang tak bertuhan dalam semesta
Perahu itu ku rakit dengan semangat
Banting tulang demi kayuhan yang kuat
Ku tambal dengan mimpi agar bisa menopang cobaan yang berat
Ku jampi dengan doa agar sialnya tak elekat
Disaat bentuknya telah sempurna
Ku dayung hingga melampui lima pulau cinta
Ku dayung hingga menjinakkan ombak klausa
Whoah sang dewa…
Perahu ini adalah senjata kata
Perahu ini adalah alat parang melawan asa
Kan ku dayung hingga lautan menyembah puisi
Kan ku geret hingga ombak menjadi kaku terhadap elegi
Ini bukan perahu tak berisi
Ini adalah perahu yang mendayung untuk sebuah hati
Mari kita mulai dayung!
Kita jamahai seluruh pulau dengan puisi yang tak berujung
Hayo Bung!
Noontide - Siang
…
Perahu itu sudah kokoh
Saatnya menerjang sangarnya bumi melalui lautan
Menebar mimpi pada setiap lumba-lumba laut
Menyebar harapan pada setiap karang-karang pantai
Bersama sang perahu, Aku ingin lebih besar dari Poseidon
Aku ingin menjinakkan ombak
Aku ingin merubuhkan keangkuhan laut hitam
Kan ku jadikan galaksi laut bertekuk lutut pada egoku
Aku kuat…
Aku perkasa…
Terik adalah semangat
Panas adalah tenaga
*
Twilight Sparkle - Malam
…
Ada jingga di upuk barat
Bergegas ku gayung perahuku
Angin melayang
Awan bergulung
Mereka memaksaku untuk kembali ke pulau biru
Namun tidak dengan ombak
Ombak menggeretku ke upuk barat
Ombak menyeretku memeluk senja
Perahu itu semakin terpojok ke upuk barat
Diagonal dunia mendukungnya untuk menyatu dengan khatulistiwa
Perahu itu akan segera bercumbu dengan jingga
Perahu itu karam
Menenggelamkan diri pada langit
Menyatu dengan senja
Menjelma menjadi jingga yang menghitam
Aku ingin kembali ke pulau biru
Tempat persinggahan yang dulu ku anggap rumah
Sayang, Angin berteriak culas kepadaku untuk berhenti menengok ke belakang
Angin berdalih bahwa pulau itu tak seperti pulau yang yang dahulu Aku kenal
Pulau itu hampir tenggelam
Pulau itu hampir pudar
Pulau itu hampir kehilangan jati dirinya
Maka pergi adalah solusi
Kembali adalah cari mati
Perahu itu menggontai lagi
Magnet semesta menggeretnya menuju senja
Perahu ini lepas
Melepas untuk bebas
Kini aku sudah bagaikan kertas
Kertas yang berada pada bagian akhir sebuah buku
Ah bukan lagi
Lebih dari itu
Aku kini adalah paragraf terakhir dalam lembaran terakhir itu
Aku akan segera berakhir
Aku akan segera diakhiri
Wahai pemilik senja
Kini Aku telah gelap
Aku menjelma menjadi malam
Oh Selamat Malam
Selamat pisah wahai awan
Ku letakkan perahu itu pada laut
Agar suatu hari nanti kau rindu
Kau tetep bisa melihatnya
Perahu restu aku memberinya nama
-Tamat-
***
[Appendix]
...
Snow in Summer - Appendix
…
Tawamu adalah musim gugur yang renyah
Aku candu ingin terus mendengarnya
Suara tersipumu saat ku puji bagaikan musim semi
Aku suka memujimu
Candamu adalah musim panas yang menghangatkan
Aku senang melayani guyonanmu yang kerupuk
Serta intelekmu yang tebal bagaikan ketebalan salju di musim dingin
Aku terpukau ketika selalu membedah isi kepala mu
Untuk wanita yang suaranya seperti rintikan salju
Terima kasih telah menemani ku mendayung sang perahu
Banyak pulau dan dermaga telah kita lewatkan hingga akhirnya berlalu
Kenanganmu adalah abadi tanpa termakan waktu
Like snow in summer
That is you...
Untuk wanita yang suaranya seperti rintik salju
Maaf jika harus meninggalkan mu di tepi pulau
Aku pergi menahan haru
Semoga lekas menciptakan lembaran baru
Finally…
It is hard to say goodbye
Cause there is no good when I have to say bye
But…
I have to say bye
Teruntuk “Aku”
Ya - Ini Untuk Aku!
Untuk Aku yang sudah menemaninya berlalu
Ini untuk Aku
